Aq sedang duduk di
sebuah bangku di taman favorit ku...
Dengan posisi yang
sama, Sepatu wedges yang sama, dan kopi Cappuccino hangat ditanganku. Namun
dengan perasaan yang berbeda.
Berbeda...
Biasanya
aku hanya duduk ditaman ini sambil menikmati kesendirian ku ditengah keramaian.
Melihat orang-orang yang sibuk tertawa dan tenggelam dalam zona nya
sendiri-sendiri seperti hal nya diriku. Aku meneguk tiap tegukan cappuccino
hingga habis kemudian pergi. Tapi hari ini aku sedang menunggu, menunggu
kedatangan Ardy.
Tak
lama ia pun datang, dengan ragu ia pun duduk disamping ku. Raut wajah nya
menunjukan bahwa ia sedang kebingungan dan ketakutan. Sesekali aku melihat
kearahnya, dengan tatapan yang seakan mengatakan “jangan ganggu ketenangan
ini”. Akhirnya kami hanya diam hingga tegukan cappuccino terakhirku habis. Aku
pun beranjak berdiri sambil memberikan sebuah kotak kecil kepadanya. Lalu pergi
meninggalkan nya.
“Cincin ini sudah terlalu kotor untuk jariku”
Hanya
itu yang kuucapkan kepada pria yang dulu adalah orang yang sangat berarti
bagiku. Yang dulu suara dan wajah selalu ku cari ditengah keramaian maupun
kesunyian. Dulu, sebelum aku mengetahui bahwa ada tangan lain yang ia genggam
disaat aku merindukan nya. Dan dulu, sebelum aku tau bahwa ada jari lain yang
ia hiasi dengan cincin dan janji yang sama.
Aku
melangkah pergi dengan perasaan lebih ringan sekarang. Suara Ardy dan sesegukan
tangis yang memanggil namaku kini tak lagi terdengar manis. Yah aku hanya harus
terus melangkah karna cappuccino ku telah habis, waktu ditaman ku telah habis
dan kisah cintaku juga telah ku akhiri.
Dan
kembali,
Aq sedang duduk di sebuah bangku di taman favorit ku... Dengan posisi yang sama, Sepatu wedges yang sama, dan kopi Cappuccino hangat ditanganku. Namun dengan perasaan yang berbeda.
Aq sedang duduk di sebuah bangku di taman favorit ku... Dengan posisi yang sama, Sepatu wedges yang sama, dan kopi Cappuccino hangat ditanganku. Namun dengan perasaan yang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar